
SOSIALISASI SMK PUSAT KEUNGGULAN
ROOTS INDONESIA: PROGRAM PENCEGAHAN PERUNDUNGAN DAN KEKERASAN BERBASIS SEKOLAH
SMK INSAN CENDEKIA YOGYAKARTA
Kamis, ( 14/10/2021) telah dilaksanakan kegiatan awal atau pembukaan dari Roots Indonesia: Program Pencegahan Perundungan Dan Kekerasan Berbasis Sekolah di SMK Pusat Keunggulan; SMK Insan Cendekia Yogyakarta. Kegiatan ini oleh tim anti perundungan SMK Insan Cendekia Yogyakarta direncanakan akan dilaksanakan selama 15 kali selama bulan Oktober 2021 dengan perwakilan 30 siswa SMK Insan Cendekia Yogyakarta yang nantinya dikaderisasi sebagai agen anti perundungan di lingkungan sekolah.
Berdasarkan informasi dari program kerja tim anti perundungan SMK Insan Cendekia Yogyakarta kegiatan ini dilakukan berlandaskan paraturan pemerintah Indonesia yang telah menetapkan perlindungan anak sebagai prioritas nasional, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Aturan dan kebijakan itu diterjemahkan sebagai upaya pencegahan dan penanganan kekerasan pada anak, dengan tujuan menciptakan iklim yang aman dan nyaman untuk anak belajar. Dalam implementasinya, kebijakan tersebut berfokus pada tenaga pengajar (guru), siswa, dan orang tua. Program roots Indonesia ini juga merupakan adaptasi dari program UNICEF. Selain itu, kegiatan ini juga berlandaskan hukum, salah satu diantara beberapa landasan hukum tersebut yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020 – 2024.
Adapun tujuan pelaksanaan Program Pencegahan Perundungan dan Kekerasan Berbasis Sekolah SMK Insan Cendekia Yogyakarta mengacu pada tujuan Program Roots Indonesia, yaitu sebagai berikut.
- Menyamakan pemahaman tentang pencegahan dan penanganan perundungan dan tindak kekerasan di sekolah.
- Mencegah, menanggulangi, serta meminimalkan perundungan dan tindak kekerasan yang terjadi di sekolah.
- Mewujudkan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter melalui program pencegahan perundungan.
- Menghasilkan fasilitator sekolah (Agen Perubahan) yang terlatih untuk melakukan Program Roots Indonesia
Pelaksanaan program anti perundungan di SMK Insan Cendekia Yogyakarta ini diawali dengan Pemilihan Agen Perubahan, pelaksanaan survei awal, dan sosialisasi program perundungan di SMK Insan Cendekia Yogyakarta.
Agen Perubahan adalah 30 orang siswa paling berpengaruh yang dipilih oleh siswa-siswi lain berdasarkan teori jejaring sosial. Namun karena beberapa kendala dan keterbatasan, Agen Perubahan SMK Insan Cendekia Yogyakarta dipilih oleh guru (wali kelas) dengan pertimbangan keaktifan dan pengaruh di kelas, baik di dalam maupun di luar sekolah, secara tatap muka maupun daring. Agen Perubahan yang terpilih akan mengikuti sesi pertemuan Roots yang difasilitasi oleh Fasilitator Guru.
Agen Perubahan yang terpilih akan memiliki tanggung jawab sebagai berikut.
- Menyebarkan perilaku positif kepada siswa lainnya untuk menciptakan iklim positif di sekolah.
- Mengambil pembelajaran yang didapat dari pertemuan mingguan Roots untuk mengidentifikasi permasalahan yang timbul antar siswa.
- Mengembangkan kemampuan menemukan solusi, termasuk kemampuan untuk menghentikan perilaku perundungan dengan menjadi positive bystander.
- Menyusun kegiatan aksi berbasis siswa yang melibatkan seluruh sekolah (misalnya: penyebaran perilaku positif, kampanye anti perundungan di media sosial, dan lain-lain).
- Membuat ide-ide siswa terlihat oleh siswa lain di saat pelaksanaan Roots Day, di mana mereka bisa menunjukkan hasil karya dan perkembangan diri mereka setelah mengikuti program Roots Indonesia.
- Melapor jika mengalami atau menyaksikan perundungan di sekolah kepada pihak sekolah atau layanan yang berwenang.
Setiap sekolah yang mengikuti program Roots Indonesia akan melakukan Survei Situasi Perundungan untuk Guru dan Siswa di awal dan akhir guna melihat situasi perundungan dan tindak kekerasan di Sekolah. Survei yang dilaksanakan akan dibagi menjadi dua kategori berdasarkan pengisi survei, yaitu untuk siswa dan guru melalui Google Form.
Selanjutnya, kegiatan sosialisasi ini akan dilakukan 1 – 2 kali seminggu secara taatp muka selama 60 – 90 menit (dilaksanakan dalam jam sekolah) dengan fokus utama pembentukan Soft Skills dengan tujuan akhir menciptakan lingkungan sekolah SMK Insan Cendekia yang aman dan terbebas dari perundungan.